Describe Books Conducive To Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1)
Original Title: | Negeri 5 Menara ISBN13 9789792248616 |
Edition Language: | Indonesian URL http://negeri5menara.com/ |
Series: | Negeri 5 Menara #1 |
Characters: | Alif, Raja, Atang, Said, Dulmajid, Baso, Randai, Sarah, Amak, Kiai Rais, Ustad Salman, Tyson |
Literary Awards: | Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Fiksi - longlist (2010), Penulis dan Buku Fiksi Terfavorit, Anugerah Pembaca Indonesia for Buku dan Penulis Fiksi Terfavorit (2010) |

Ahmad Fuadi
Paperback | Pages: 432 pages Rating: 4.09 | 11713 Users | 1145 Reviews
Declare About Books Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1)
Title | : | Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1) |
Author | : | Ahmad Fuadi |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | First Edition |
Pages | : | Pages: 432 pages |
Published | : | August 2009 by Gramedia Pustaka Utama (first published July 2009) |
Categories | : | Novels. Fiction. Asian Literature. Indonesian Literature |
Chronicle Toward Books Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1)
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
Rating About Books Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1)
Ratings: 4.09 From 11713 Users | 1145 ReviewsAssessment About Books Negeri 5 Menara (Negeri 5 Menara #1)
Already fell in love with this book since the first page💛really good books
This is the first novel written by Ahmad Fuadi and was published back in 2009. This novel is inspired by his own experience when he was studying at Pondok Modern Gontor, East Java. This book is about how Alif, who came from a small village in West Sumatra, have to left home after he finished middle school for his next education. His dream was to get into public school in West Sumatra so that he can go to one of the top university in Indonesia. On the other hand, his mother, who always dreamed

really good books
Nice
for me, this book is boring. sorry, tapi emang kurang greget. didn't give me any surprise.
I really enjoyed reading this, as it gave me some insight into my fellow GWU grad student who wrote it. Thanks Fuadi!
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.